Dili – Anggota parlamen nasional meminta kementerian pendidikan pemuda dan olahraga, untuk memperhatikan proses perekrutan para guru voluntir.
Angota parlamen nasional Antonio Verdial mengatakan, perekrutan itu terjadi diskriminasi karena kebanyakan guru yang sudah lama menjadi guru voluntir tidak lulus dalam proses perekrutan.
Anggota parlalmen nasional-Helena Martins menegaskan bahwa, proses perekrutan guru voluntir tidak sesuai dengan rencana yang di presentasikan pada debat anggaran negara tahun 2022.
Saat ini kementerian pendidikan pemuda dan olahraga melakukan perekrutan terhadap guru voluntir untuk menjadi guru kontrakan, tapi lowongan itu hanya 2 ribu orang, sementara guru voluntir di Timor Leste sebanyak lima ribu orang.
(Alau/Eko)